Ceritanya nih, saya berencana ikut berpartispasi dalam lomba pusigrafi yang bertema perempuan dalam hujan. Puisigrafi adalah lomba puisi yang dilengkapi dengan ilustrasi gambar. Nah, pas dapat ide untuk puisi dan konsep gambarnya, ternyata saya malah lupa dengan tanggal deadline. Jadinya... ya puisinya di pos di blog aja. Hehehe.
Puisi yang sudah saya tulis berjudul Perempuan Penunggu Hujan. Puisi ini terinspirasi dari tukang ojek payung yang bergembira waktu hujan turun. Berbeda dengan saya yang langsung cemberut begitu melihat langit mendung dan akan turun hujan. Hahaha...
Ini dia puisi yang saya tulis untuk para tukang ojek payung:
PEREMPUAN PENUNGGU HUJAN
Sumber : v-images2.antarafoto.com |
Dia duduk di sudut
trotoar
Diam. Menatap uap
kekesalan
Dari penghuni jalanan
Kaki waktu terus
melangkah
Dia memilih untuk setia
Duduk. Diam. Menatap
Lalu lalang keacuhan
Saat waktu menghadap
gerbang petang
Tiba-tiba hujan berkejaran
menuju perut bumi
Dia tersenyum
Berdiri. Berlari. Menatap
Mata-mata kecemasan
Dia mendekat
Tangannya memegang erat
Payung hitam yang
terlipat
“Ini.
Lima ribu.
Sampai halte.
Atau tempat parkir”
Seorang ibu bergegas
Menyambut tangan dia
lembut
Mengulurkan selembar
pengisi perut
Dia mengikuti
Di belakang sang ibu
sambil bernyanyi
Berpayung rambut hitam
tergerai yang ikut menari
Menyambut hujan pembawa
rejeki
Sukapura, 060815, 07:07
PM
comment 0 komentar
more_vert~~falkhi~~