Bangga tinggal di Indonesia? Saya sih iya, hehehe. Alasannya
Indonesia memiliki keindahan alam yang istimewa , selain itu kekayaan budayanya
luar biasa. Membentang dari Sabang sampai Merauke, dari pulau Weh hingga pulau
Rote. Saya sendiri hanya mengenal beberapa budaya yang menjadi ikon wisata di
suatu daerah. Oleh sebab itu, saya senang ketika ada program belajar TVRI
dengan tayangan budaya noken Papua. Hitung-hitung dengan tayangan tersebut,
wawasan saya akan budaya Indonesia bertambah.
Noken Papua (Sumber: lifestyle.okezone) |
Pertama kali membaca noken Papua, saya membayangkan peninggalan
sejarah. Minimal kegiatan keagamaan atau upacara adat di Papua. Saya pun tidak
berniat mencari tahu hingga kemudian pak bos bertanya tentang apa yang dimaksud
dengan noken Papua. Gak mungkin saya asal menjawab, bisa-bisa
penilaian kinerja dibintang satu, hehehe.
Saya pun memutuskan mencari info di google sebelum menjawab. Taraaa…
dugaan awal ternyata salah 100 persen. Noken bukanlah
bangunan atau nama kegiatan budaya. Noken adalah tas
tradisional berbahan alam yang dibuat oleh para mamak di Papua.
Namun noken berbeda dengan tas yang sering kita gunakan. Tas biasanya berfungsi sebagai wadah perlengkapan pemiliknya saat keluar rumah. Sementara
noken berfungsi sebagai wadah untuk menyimpan semua hal
penting yang ada dalam hidup para mamak di Papua. Karenanya
noken dapat dijadikan sebagai wadah uang, barang, hasil panen hingga gendongan
untuk anak-anaknya.
Tidak hanya sebagai wadah, keberadaan noken juga berfungsi
sebagai perantara dalam harmonisasi kehidupan warga Papua,
seperti pernikahan, kematian, atau sengketa. Oleh sebab
itu, noken bagi warga Papua mencerminkan
kemanusiaan, persaudaraan, dan persatuan bagi kemanusiaan.
Menurut salah satu mamak di tayangan
TVRI, sejak kecil para perempuan Papua sudah dilatih untuk membuat noken. Mereka
dilatih untuk mencari bahan baku, memintalnya menjadi tali dan menganyam tali tersebut
hingga berbentuk noken.
Bahan baku noken berasal dari tumbuhan yang
ada di alam. Tumbuhan yang digunakan menyesuaikan dengan warna tali noken yang
diinginkan. Misal warna hitam dari kulit pohon-pohon kecil atau
warna kuning dari batang anggrek.
Bahan baku yang didapatkan kemudian dijemur. Setelah
kering, bahan digosok dan dipintal menjadi tali yang kuat. Tali-tali
yang telah sempurna ini dirajut dan dianyam hingga menjadi sebuah
noken. Pembuatan noken tidak berbatas waktu. Setiap saat para mamak akan
membuat noken untuk kebutuhan yang berbeda-beda.
Hal yang menarik, salah satu pengamat Lipi yang ada di
tayangan menyatakan bahwa noken juga berfungsi sebagai penutup aurat
wanita di Papua. Jangan membayangkan aurat dalam agama islam. Aurat
yang dimaksud adalah aurat dalam perspektif budaya. Bagi para mamak,
punggung mereka adalah bagian tubuh yang tidak boleh terlihat. Oleh karena itu,
mereka meletakkan noken di kepala. Tali noken diletakkan di atas kening dan menjulur ke arah leher belakang sehingga noken menjuntai menutupi punggung. Noken ini pun tidak pernah dilepas kecuali mereka berada di ruang pribadinya.
Memakai noken (Sumber: wikipedia) |
Nah, beruntung ada tayangan belajar dari
rumah yang menampilak budaya, jika tidak saya tidak akan pernah mengenal noken Papua, hehehe. Bagaimana
dengan teman-teman, apakah sudah mengenal noken Papua sebelumnya?
Have a lovely day 😊
ReplyDeleteThank you for your comment, :)
Deletewah bu guru lagi senang dengan Papua nih setelah danau cinta papua pada blog sebelumya.
ReplyDeleteBeberapa teman kuliah saya dari Papua, mereka sering bahas ini juga selain koteka tentunya :)
Eh iya ya, hahaha. Kebetulan bang. Arah anginnya sedang ke arah timur, hehehe. Saya tidak punya teman dari Papua, makanya gak tahu, hehehe.
DeleteWow noken dapat digunakan untuk menggendong anak juga? Pantas saja bahannya sekuat itu, ternyata pembuatannya pun dengan proses yg panjang. Saya jadi ikut merasa bangga dengan noken ini, daripada tas2 branded dari produk luar
ReplyDeleteIya, waktu tayangan di TVRI ada dicontohkan noken waktu digunakan sebagai gendongan. Saya kira juga hanya untuk wadah perlengkapan, ternyata salah, hehehe.
DeleteBetul, noken patut dibanggakan sebagai produk budaya Indonesia.
Ow ..aku baru tau dari sini kalo fungsi noken itu kegunaanya ada kaitan hubungan antara pernikahan, kematian dan sengketa.
ReplyDeleteAku juga punya noken medium 🙂
Saya malah baru tahu nokennya kan, hehehe. Wah, udah punya aja tuh, beli sendiri atau hadiah kak.. bisa itu dibuat tempat menyimpan cita-cita, hehehe
DeleteSaya baru tahu namanya, noken
ReplyDeleteKalau koteka pasti lebih tahu kan ya?
Ah emak-emak :D
hahaha... baru tahu gambarnya om, wujud asli kotekanya belum, hehehe.
DeleteSaya salut dengan ibu guru yang satu ini selalu berupaya melihat Indonesia secara utuh dengan terlebih dahulu 'pergi ke timur' itu keren.
ReplyDeleteoh ya miss, semua tulisannya sudah benar sejauh pengetahuan saya yang terbatas, selama 27 tahun hidup di Papua. Mungkin dicari lagi refrensi bahwa noken sudah menjadi warisan budaya dunia dan diakui oleh UNESCO. Selain itu noken anggerk pada kalimat ini miss "Misal warna hitam dari kulit pohon-pohon kecil atau warna kuning dari batang anggrek". Itu harganya cukup mahal, biasanya diberikan sebagai oleh - oleh kepada orang baru (pendatang) yang datang ke kabupaten Nabire. Jika warga Nabire memberikan noken kepada orang baru itu merupakan simbol bahwa orang tersebut bukan hanya tamu biasa tetapi tamu istimewa, bukan saja teman tetapi lebih dari saudara. Selain itu noken anggrek tidak dimiliki oleh seluruh orang Papua, tetapi noken anggrek itu budaya khas kabupaten Nabire, tetapi kalau noken tali dengan motif yang beragam itu seluruh orang Papua punya, fungsinya ya seperti yang dibahas di atas...
Keren miss, kapan - kapan tugas di Papua miss, seru tahu hehehe
Oh ya selamat menjalani ibadah puasa miss, puasa tahun ini berat dan melelahkan secara mental maupun fisik tetapi saya percaya miss mampu melewatinya dan menjadi pemenangnya...
Semangat dan selalu jaga kesehatan...
Dapat idenya dari ujung timur, hehehe. Aslinya belum kemana-mana, hanya duduk manis di depan laptop.
DeleteOh iya, dapat info bahwa Noken sudah diakui UNESCO tapi lupa tidak saya infokan, padahal itu penting ya. Duh, maafkan.. hehehe.
Mungkin yang di video merekamnya di Nabire. Saya dapat info itu dari mamak yang di wawancara. Terima kasih sekali infonya. Sempat mikir waktu mendengar info tali dari anggrek, apa di sana anggrek tumbuh bebas tanpa harus dipelihara. Rupanya yang pakai anggrek adalah noken istimewa.
Semoga suatu saat bisa berkunjung ke sana.
Aamiin, terima kasih. Doa yang sama buat pak guru, :)
Itu bisa muat banyak banget ya isinya.
ReplyDeleteIya, tapi beda-beda setiap tas. Ada yang isi banyak, ada pula yang sedikit.
DeleteOh ternyata noken itu tas dari daerah Papua ya. Bisa muat banyak ya isi tasnya, dari barang kebutuhan dapur, duit, hasil panen dari alam dan lainnya.
ReplyDeleteAkhir akhir ini memang makin banyak yang bahas tentang Papua, dari keindahan alamnya sampai budayanya juga.:D
Iya, saya lihat noken waktu ada belajar dari rumah di TVRI. Baru tahu kalau noken adalah oleh-oleh khas Papua. Hehehe.
DeleteMumpung masih ada di otak, jadi tulis saja, kahwatir lupa, hehehe.
wah give away dong mba utk noken nya hihi. mau nih, kerenn tas nya.
ReplyDeletehhehe, saya juga belum punya, mungkin lain kali ya, hehehe.
Delete