MASIGNASUKAv102
6861843026328741944

APAKAH “TELEDOR” TERMASUK PELAJARAN BERSYUKUR?

APAKAH “TELEDOR” TERMASUK PELAJARAN BERSYUKUR?
Add Comments
2014-03-15

Terkadang kita lupa bersyukur atas apa yang sudah kita miliki. Apa yang sudah kita capai, dan apa yang sudah kita dapatkan. Hal ini juga terjadi padaku. Aku masih sering lalai melakukan perbuatan terima kasih dan menjaga semua hal yang aku dapatkan hingga saat ini.
 
Sumber: viva.co.id
Serius banget kalimat pembukanya yah? Senyum dulu ah, Hehehe. Ups, kok malah jadinya ketawa. Stop! Kita kembali ke pembahasan awal.


Teledor dan bersyukur. Mengapa aku mengambil dua kata ini untuk dibahas? Karena selama hidup di Semarang, aku banyak mendapat pelajaran dari kata “syukur” yang mungkin disebabkan keteledoranku. Berawal dari HP yang mati total di akhir tahun 2012. Kemudian disusul hilangnya laptop, printer rusak dan mati total, HP hilang, dan kemarin sebuah buku beserta map berisi lembar pengesahan untuk lampiran revisi ujian juga ikut masuk dalam proses menuju hilang. Walaupun sampai saat ini, aku berharap pemilik motor yang mendapat titipan tanpa pemberitahuan berkenan mengembalikan. Kasus terakhir ini, asli gara-gara lupa. Hehehe.     

Tapi terkadang aku merasa aneh, kok bisa ya selama hampir dua tahun ini beberapa barang penting hilang atau rusak. Padahal sebelumnya belum pernah mendapat masalah seperti ini dalam waktu yang tergolong singkat. Atau mungkin karena sebelumnya aku belum mempunyai barang-barang tersebut, jadi tidak pernah merasa kehilangan. Hehehe.  

Kalau dipikir kembali, sebenarnya kehilangan barang-barang tersebut tidak sebanding dengan apa yang sudah aku dapatkan selama di Semarang. Tambahan ilmu dan keluarga baru memberiku banyak pengalaman hidup yang harganya jauh lebih mahal dibandingkan dengan barang-barangku yang hilang. Tentu saja, rasa syukur tak terbatas pada beasiswa yang telah mengantarku ke Semarang. Membuatku bertemu dengan guru-guru hebat di program kepengawasan sekolah UNNES dan penulis-penulis hebat di komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis (IIDN) Semarang.

So, sudah seharusnya aku harus bersyukur dengan pelajaran-pelajaran dari ketelodaranku. Sebab dari situlah aku dilatih untuk merefleksi, menghargai, menjaga, dan bersyukur atas apa yang sudah aku dapatkan hingga saat ini. Lalu, apakah “teledor” bagian dari pelajaran bersyukur? Mungkin saja!


Qudsi Falkhi

Teacher who loves books and traveling, contact me --> falkhi@gmail.com