Sejak mengenal bangku sekolah, saya hanya mengenal dua jenis
libur panjang di sekolah. Yaitu libur setelah ujian/kenaikan kelas dan libur
hari raya Idulfitri. Selain itu, pembelajaran di sekolah formal yang saya tahu menggunakan
pertemuan tatap muka. Artinya, guru dan murid bertatap muka dalam satu ruangan
belajar.
Sumber : freepik.com |
Kebijakan belajar di rumah layaknya liburan tersebut muncul
bersamaan dengan datangnya tamu bernama Corona. Corona, nama yang indah tetapi
menyimpan duka. Setelah per tanggal 24 Maret 2020 sejumlah 16.490 orang
meninggal di seluruh dunia. Sementara di Indonesia jumlah kasus mencapai 579
dan 49 orang diantaranya meninggal dunia (Worldometers, 24 Maret 2020, 06.00 am).
Salah satu cara untuk memutus rantai penularan virus bernama
cantik tersebut adalah dengan membatasi kontak langsung antar manusia. Oleh karena
itu, sekolah untuk sementara ditutup. Pembelajaran yang sedianya dilakukan
dengan tatap muka secara langsung berganti dengan pembelajaran secara daring.
Tahun 2016 saya mengikuti sekolah menulis dengan pembelajaran
jarak jauh. Itulah perkenalan pertama saya dengan pembelajaran daring. Namun,
saat itu saya tidak berniat mengembangkan di sekolah. Mengapa? Pembelajaran
masih menggunakan tatap muka, buat apa menggunakan pembelajaran daring. *efek
menyamankan diri, jangan ditiru, hehehe.
Kini sejak diberlakukannya aturan belajar di rumah, saya mau
tidak mau harus berkenalan dengan aplikasi pembelajaran daring. Ada banyak
aplikasi yang bisa digunakan. Dari model sederhana grup Whatsapp hingga model
teleconference seperti cisco webex. Beberapa aplikasi diuji coba demi bisa
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan dengan tetap memperhatikan kondisi
siswa.
Keterbatasan memunculkan kreativitas dan kemampuan. Itulah yang
terjadi. Jika selama ini enggan menggunakan teknologi informasi dalam proses
pembelajaran, maka adanya aturan belajar di rumah membuat saya dan mungkin
beberapa guru yang lain terpaksa berkenalan dengan berbagai macam produk
teknologi informasi. Termasuk beberapa konten sumber belajar yang disediakan
secara gratis seperti ruang guru, rumah belajar, tv edukasi, dan lain
sebagainya.
Perkembangan teknologi yang sangat cepat memungkinkan bahwa belajar tidak harus menggunakan tatap muka secara langsung. Belajar tidak harus ditandai oleh bunyi bel yang berdering. Belajar bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja. Tentunya dengan prasyarat ketersediaan koneksi internet, hehehe.
Nah, kebijakan belajar di rumah karena Corona membuat penerapan pembelajaran daring dapat dilakukan secara serentak. Dari tingkat usia dini hingga perguruan tinggi. Selanjutnya, tidak ada lagi alasan pembelajaran daring tidak bisa dilaksanakan di berbagai sekolah. Sebab, ujicoba pembelajaran ini sudah diterapkan. Tersisa evaluasi yang bisa dilakukan saat aktivitas pembelajaran normal kembali seperti sediakala.
Semoga Corona yang menimbulkan duka ini membawa hikmah
terhadap peningkatan mutu Pendidikan di Indonesia. Sebagai penutup, mari kita
berdoa bersama agar situasi bisa pulih seperti sedia kala dan kita bebas
beraktifitas sebagaimana biasanya.
Bu gibi uygulamalar eğitimin kesintisiz devamı icin oldukça iyi... Teşekkürler paylaşım için 😊
ReplyDeleteZiyaretiniz için teşekkürler. Corona salgını yakında sona ersin. :)
DeleteTernyata dibalik ganasnya virus Corona ada manfaatnya juga ya mbak bagi dunia pendidikan yaitu agar belajar online lebih maksimal karena belajar lewat tatap muka untuk sementara dihentikan agar wabah berhenti.
ReplyDeleteTapi bagaimanapun saya ingin agar virus itu cepat punah atau ditemukan obat dan vaksinnya.😊
Betul, baru kali ini penerapan pembelajaran tanpa adanya protes, eh hahaha.
DeleteAaamiin, berharap yang sama. Si Corona segera pulang agar aktivitas bisa kembali normal seperti biasanya.
Sekarang malah pada teriak2 biar masuk sekolah lagi tuh, cape dengan tugas online katanya. Anaknya cape, ortunya juga cape ngajarin :D
ReplyDeleteHehehe, iya, gurunya juga capek mantengin laptop. Ternyata nisa sekolah normal itu nikmat yang luar biasa.
DeleteDari sisi jenis pendidikan ada sisi baiknya juga pembelajaran sistem daring dapat berjalan maksimal.
ReplyDeletePara keponakanku juga begitu, kak.
Berbanding terbalik dg dunia usaha, banyak sekali perusahaan berhenti produktivitasnya.
Dan usaha mandiri juga ikut kena imbas buruknya ..., sepi banget.
Iya, pembelajaran daring terlaksana dengan maksimal, tetapi ternyata saya lebih suka pembelajaran tatap langsung, hehehe.
DeleteBetul kak, apalagi yang punya usaha di sekitar sekolah seperti para penjual kaki lima yang biasanya nongkrong. Sekarang pada sepi, muter-muter juga gak ada yang beli. Semoga saja segera berlalu.
kebijakan belajar di rumah tersbut juga menyebabkan UN dihapus mba :D hehe makin seneng deh ituu
ReplyDeleteIya, baru kali ini ada UN dihapus mendadak. Hehehe. Seneng-seneng sedih karena dihapusnya akibat penyakit.
Deletesemoga covid ini cepet berlalu deh.. agak riweh juga dengan beritanya hehe. dan pendidikan juga kasian anak anak di rumah aja dengan tugas numpuk
ReplyDeleteAamiin... iya, mengikuti beritanya ngeri. Apalagi melihat jumlah orang yang meninggal akibat Corona semakin bertambah.
DeleteBelajar semakin tak nyaman bagi yang belum terbiasa, hehehe
Tamu yang tak diundang ini benar-benar bikin geger
ReplyDeleteOrang tua harus mengeluarkan biasa ekstra untuk belu kuota internet.
Aduh, sudah tak bisa kerja, harus beli pulsa pula.
Iya, tamunya bikin pusing seluruh negara.
DeleteSemalem baru dapat curhat siswa yang mengeluh karena penghasilan orang tuanya tidak ada karena si Corona padahal tagihan pulsa semakin membengkak. Semoga bisa segera berlalu.
Dari kejadian apapun selalu ada himat dan postifnya ya, Teh. Jangan panik yang penting terus jaga kesehatan. Semoga corona segera hilang..
ReplyDeleteKita memiliki keresahan yang sama miss, semoga covid 19 cepat berlalu sehingga KBM kembali normal. Saya sebut normal karena situasi saat ini membuat pusing saya sebagai wali kelas. Ada banyak keluhan yang mau tidak mau harus dijelaskan kembali sedetail mungkin itu pun belum cukup untuk meyakinkan orang tua bahwa KBM tetap berjalan walau badai melanda karena kehidupan tidak akan berhenti hanya karena covid 19. Namun sulit dipahami oleh orang tua, ya ampun,,,, mulai dari keluhan tugas banyak, kuota internet ga ada sampai wali kelas diminta bangunin anak, adu guru zaman corona se, semua serba sulit. semoga badai ini cepat berlalu ya miss.
ReplyDeleteTetap semangat dan terus jaga kesehatan ya
tapi kurang seru untuk belajar di rumah terus ya mba hehe. ga bisa sosialisasi jadinya.
ReplyDelete