MASIGNASUKAv102
6861843026328741944

TIPS WISATA KE GUNUNG BROMO BAGI PENGUNJUNG PEMULA

TIPS WISATA KE GUNUNG BROMO BAGI PENGUNJUNG PEMULA
Add Comments
2018-05-18
Libur panjang segera tiba, eh ini khusus anak sekolah ding. Hehehe. Bagi yang tidak bersekolah, liburan hanya sebatas selama perayaan Idul Fitri. Apakah sudah punya rencana selama liburan selain mudik ke kampung halaman? Jika belum, boleh lah main ke tempat wisata Gunung Bromo yang menjadi maskot kota saya. Wisata yang tak lekang oleh waktu dan selalu menjadi magnet bagi para wisatawan selama liburan. Dampaknya, selama hari libur biasanya kawasan wisata Gunung Bromo akan penuh oleh pengunjung. Nah, berikut ini adalah tips bagi pengunjung pemula gunung Bromo agar bisa menikmati keindahan gunung Bromo. Bahkan pada saat kondisi ramai wisatawan. Sebab, wisatawan Bromo bisa mencapai angka belasan ribu saat musim libur. Tanpa persiapan kunjungan yang matang, keindahan Bromo bisa-bisa terlewatkan lho. Apalagi ada wacana untuk membatasi jumlah wisatawan yang berkunjung ke Bromo.

View Bromo dari Tanjakan Cinta
Berikut ini tips yang harus diperhatikan ketika akan berkunjung ke gunung Bromo untuk pengunjung pemula alias bagi yang bagi yang baru pertama kali ke gunung Bromo.

Tentukan PINTU MASUK wisata gunung Bromo yang akan dilewati

Secara administratif, wisata gunung Bromo masuk wilayah kabupaten Probolinggo. Namun demikian, ada pintu masuk  di empat wilayah yang dapat digunakan untuk mencapai kawasan wisata gunung Bromo. Pintu masuk tersebut adalah Cemorolawang untuk Probolinggo, Wonokitri/Tosari untuk Pasuruan, Tumpang/Ngadas untuk daerah Malang dan Senduro untuk wilayah Lumajang. Jadi, ada baiknya sebelum berkunjung ke Bromo tentukan terlebih dahulu pintu masuk mana yang akan digunakan. Pertimbangkan jarak tempuh dan kondisi akses jalan yang akan dilalui, termasuk tujuan setelah berkunjung ke Bromo. Jangan sampai tidak bisa menikmati keindahan Bromo karena salah menentukan pintu masuk.


Sunrise dari Penanjakan 1

Sebagai catatan, jika melalui jalur Cemorolawang-Probolinggo dan Wonokitri/Tosari - Pasuruan pengunjung akan bertemu pertama kali dengan daerah Penanjakan, yaitu kawasan yang digunakan untuk mengamati terbitnya matahari saat pagi hari. Terdapat dua kawasan Penanjakan, yakni Penanjakan 1 dan Penanjakan 2. Wilayah Penanjakan 2 atau Seruni Point hanya akan dilewati jika melalui pintu masuk Probolinggo. Letaknya tidak begitu tinggi dan dapat ditempuh oleh mobil pribadi. Namun, menurut informasi keindahan sunrise yang maksimal hanya dapat dilihat pada bulan-bulan tertentu.  

Bromo dari Penanjakan 2

Untuk wilayah Malang dan Lumajang, wisata pertama yang akan ditemui adalah bukit teletubbies dan padang savana. Daerah padang savana ini rawan banjir terutama pada musim hujan. Jika terjadi banjir, jalan tidak bisa dilalui dan pengunjung akan diminta untuk menunggu hingga air menyusut sampai jalan berpasir dapat dilalui kembali oleh kendaraan.

Bukit Teletubbies

Tentukan TRANSPORTASI yang akan digunakan ke gunung Bromo

Ada beberapa wisata gunung Bromo yang dapat dinikmati pengunjung antara lain kawah Bromo, sunrise di Penanjakan, padang savana, bukit Teletubbies, pasir berbisik, dan tanjakan cinta. Oleh sebab itu, perlu diperhatikan transportasi apa yang akan digunakan untuk mengunjungi tempat-tempat wisata tersebut. Berikut alat-alat trasnportasi yang dapat digunakan untuk mengunjungi tempat wisata gunung Bromo (pembahasan hanya terbatas untuk jalur Probolinggo).  

Suasana Savana Bromo
 
Rekaman Pasir Berbisik (tapi gak jelas, hehehe)

Sepeda Motor

Pengguna sepeda motor bisa memasuki seluruh kawasan wisata bromo kecuali daerah kawah. Sebab perjalanan ke atas kawah menggunakan tangga, dan sepertinya sepeda motor akan kesulitan untuk melalui tangga. Hehehe. 

Jika berniat menggunakan sepeda motor untuk berkunjung ke Bromo, periksalah kendaraan sebelum berangkat. Selain itu, pastikan pengendaranya handal. Sebab wisata Bromo berada di kawasan pegunungan dengan jalur perjalanan yang berkelok, menanjak, dan seringkali berkabut pada waktu musim hujan. 

Melewati lautan pasir
Saya sendiri sering ke Bromo menggunakan sepeda motor, hanya saja saya biasanya parkir di wilayah pintu masuk Cemorolawang. Kenapa harus parkir? Saya belum berani mengendarai sepeda motor di jalanan berpasir. Apalagi jika berangkat dini hari, tidak ada penerangan di sepanjang jalur hingga kawah. Adanya adalah patok-patok semen yang menjadi penanda bahwa jalur yang dilewati benar. Daripada terjadi kecelakaan atau saya tersesat, lebih baik saya menggunakan ojek kan? Pastinya keamanan lebih terjamin. Hehehe.

Bagi yang berani dan terbiasa, bisa langsung masuk kawasan wisata dengan sepeda motor. Tetapi, bagi yang masih ragu lebih baik seperti saya lebih baik sewa ojek. Terakhir kunjungan pada tahun 2017, harga ojek 30 ribu untuk perjalanan pergi ke kawah. Jika pulang pergi, harganya 60 ribu. Pengunjung juga bisa menggunakan ojek untuk berkeliling dari penanjakan, kawah, hingga padang savana. Nah, untuk berkeliling di 3-4 tempat wisata harganya berbeda ya, tidak lagi 60 ribu.

Mobil

Mobil bisa memasuki kawasan wisata bromo seperti halnya sepeda motor. Namun dengan catatan, mesin  dan roda besar serta besar pengendara mobil handal di jalan berpasir. Jika tidak, sebaiknya mobil di parkir di pintu masuk atau penginapan. Lalu melanjutkan perjalanan wisata dengan menggunakan mobil jip. Satu mobil jip berisi sekitar 5 hingga 6 orang.

Jip Bromo

Untuk jalur Probolinggo, setelah masuk pintu Sukapura akan ada banyak orang yang menawarkan persewaan jip. Jarak Sukapura-Bromo masih sekitar 12 km. Jika memang tidak terbiasa di jalan menanjak dan berliku, ada baiknya parkir di wilayah sekitar Sukapura dan melanjutkan perjalanan menggunakan jip.

Bus/Bus mini

Untuk wisata rombongan biasanya datang menggunakan bus/bus mini. Parkir terakhir bus/bus mini adalah di kawasan Sukapura. Ada beberapa tempat yang bisa digunakan, antara lain depan pom bensin Sukapura, rest area Sukapura, dan samping polsek Sukapura. Dari Sukapura, pengunjung menuju wilayah Bromo dengan menggunakan jip sewaan.

Ada baiknya jika memang menginginkan menggunakan jip, lakukan pemesanan sebelum berangkat ke bromo. Terutama jika berkunjung pada musim libur, hal ini untuk mencegah tidak ada transportasi untuk berkunjung ke Bromo. Ada banyak travel yang bisa dihubungi via online. Sebagai catatan, harga hari biasa dan musim libur akan berbeda. Untuk hari biasa, harga biasanya berkisar antara 400 hingga 800 ribu, menyesuaikan dengan tempat yang akan dikunjungi dan lokasi penjemputan. Jika kesulitan mencari persewaan jip, bolehlah menghubungi saya. Eit, saya hanya membantu mencarikan travel lho. Urusan harga bisa dinego langsung pada pemiliknya. Hehehe.

Tentukan PENGINAPAN yang akan digunakan saat berwisata ke gunung Bromo

Gunung Bromo terkenal dengan keindahan sunrisenya. Jadi, berusahalah untuk menikmati sunrise jika berkunjung ke Bromo. Tempat yang bisa dikunjungi untuk melihat sunrise adalah Penanjakan 1 dan Penanjakan 2 dengan waktu pengamatan sekitar pukul 04.30 – 05.00 WIB. Namun perjalanan dari pintu masuk Cemorolawang bisa mencapai waktu satu jam. Oleh sebab itu, pastikan sebelum pukul 03.00 WIB sudah berada di pintu masuk Cemorolawang.

Situasi Penanjakan I menjelang sunrise

Untuk pengunjung yang berasal dari luar kota, sebaiknya gunakan jasa penginapan. Ada banyak penginapan yang tersedia dari wilayah kota Probolinggo hingga daerah Cemorolawang. Lakukan pemesanan secara online sebab yang saya tahu beberapa kawan yang memiliki penginapan di sekitar Bromo memiliki akun di beberapa aplikasi online seperti Booking.com, Traveloka, dan Pegi-pegi.

Untuk homestay, setiap kamar biasanya diberi harga 100-200-an ribu. Sedangkan untuk sewa satu rumah berkisar antara 400-600 ribu rupiah dengan 2-3 kamar. Beberapa waktu lalu, saya membantu mencarikan penginapan untuk seorang teman. Rumah dengan tiga kamar di daerah Ngadisari seharga 600 ribu. Kata teman saya sih tempat dan fasilitasnya oke. Boleh langsung cek review guesthousenya.  
Mencari MAKANAN di Kawasan Wisata Bromo

Kenapa makanan harus diperhatikan? Beberapa waktu lalu, saya mendapat chat dari seorang teman muslim yang meminta bantuan untuk dicarikan katering untuk makan malam saat berkunjung ke Bromo. Alasannya dia masih khawatir dengan kondisi makanan di sekitar Bromo, sebab warga sekitar beragama hindu. Padahal beberapa pedagang terkadang beragama muslim. Hehehe.
Daerah terdekat dengan gunung Bromo seperti kawasan Desa Ngadisari memang mayoritas dan mungkin seluruhnya adalah suku Tengger yang merupakan penganut agama Hindu. Sedangkan masyarakat mayoritas muslim biasanya bermukim di wilayah Sukapura, Sapi Kerep, hingga desa Wonomerto.

Penampakan kawah saat hari Kasodo yang dilakukan oleh masyarakat hindu Tengger

Sebenarnya jika menyangkut makanan, setahu saya karena saya juga sering berkunjung ke rumah warga Ngadisari, mereka belanja daging ayam maupun sapi di pasar Sukapura. Daging tersebut dijual oleh para warga muslim sehingga teman-teman tidak perlu khawatir dengan proses penyembelihan hewan. Namun, jika masih mengkhawatirkan hal lain. Pengunjung bisa mencari makanan di sekitar Sukapura. Ada banyak warung makanan yang tersedia. Seperti di depan pom Bensin Sukapura, rest area sukapura, hingga warung-warung sepanjang jalan di Sukapura. Untuk warung makanan, saya bisa merekomendasikan warung bu Fatma (sekitar depan Telkom) dan warung Soto Batok/Ayam bakar (Depan hotel Sukapura Permai).

Sebagai catatan, harga makanan di kawasan wisata Bromo biasanya jauh lebih mahal. Bisa dua kali lipat dari harga biasa. Jadi, kalau memang ingin berhemat, bawalah bekal makanan atau memesan makanan di luar kawasan wisata Bromo.

Jangan lupa PERALATAN ini jika berkunjung ke Bromo

Kawasan Bromo merupakan kawasan dataran tinggi dengan suhu dingin. Oleh sebab itu, para wisatawan hendaknya mempersiapkan diri dengan perlengkapan maksimal. Peralatan tersebut antara lain jaket, kaos kaki, sarung tangan, syal, masker, dan topi/kupluk. Sebelum berangkat sebaiknya benda-benda itu dipastikan masuk dalam ransel atau tas.

Contoh pengunjung yang menggunakan aksesoris Bromo dengan lengkap (maaf pak, fotonya saya publish, hehe)
Lalu, bagaimana jika lupa? Tenang tidak perlu khawatir. Ada persewaan jaket di kawasan Penanjakan. Sedangkan untuk sarung tangan, topi/kupluk, dan syal biasanya akan banyak penjual yang menawarkan dagangannya. Harga yang ditawarkan untuk ketiga benda tersebut sekitar 10-20 ribu untuk masing-masing barang. Memang harganya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan harga di pengepul. Mungkin sekitar dua kali lipatnya. Tetapi, saya sarankan sebaiknya tidak menawar dengan harga terlalu rendah jika ingin menawar. Alasannya, beberapa penjual masih pelajar. Termasuk beberapa siswa saya yang rela bangun jam 12 malam untuk berdagang dan baru kembali ke rumah sekitar jam 6 pagi lalu berangkat ke sekolah. Mereka memilih menjadi penjual asongan untuk membayar biaya sekolah hingga menghidupi keluarganya. Jadi, baiknya jika bertemu penjual yang masih anak, dibeli sesuai harga ya, hitung-hitung membantu kelangsungan pendidikan mereka. Hehehe.

FASILITAS di Kawasan Wisata Bromo

Kamar mandi. Fasilitas penting di kawasan wisata ini ada di sekitar kawah Bromo, Penanjakan, dan sekitar Cemorolawang. Perlu diingat, wilayah Bromo adalah wilayah kekurangan air jika terjadi musim kemarau. Jadi, jika berwisata ke Bromo saat musim kemarau, berlaku bijaklah dengan air dan gunakan seperlunya.

ATM. Jika tidak membawa uang cash, pengunjung bisa melakukan tarik tunai. Untuk di Sukapura, tersedia atm dan bank BRI, atm BNI, dan atm bank jatim (letaknya di rest area Sukapura). Untuk daerah Cemorolawang, saya pernah melihat atm BNI dan BCA. Namun jika mengkhawatirkan informasi saya salah, sebaiknya lakukan penarikan tunai sebelum masuk kawasan wisata gunung Bromo atau sediakan uang tunai selama berkunjung ke wilayah sukapura.

Edelweis kini mulai dibudidayakan di wilayah Ngadisari yang akan dipakai sebagai souvenir pengunjung Bromo

Enam hal di atas merupakan tips penting yang harus diperhatikan jika berwisata ke gunung Bromo. Terutama jika kunjungan dilakukan pada hari libur atau hari Kasada. Untuk informasi tambahan, jika ingin mencicipi masakan warga Tengger, datanglah pada hari raya Karo. Masyarakat akan dengan senang hati menerima tamu untuk mencicipi panganan di rumah mereka.

Suguhan penganan saat Karo

Sekian informasi dari saya, jika ada hal yang ingin ditanyakan, boleh lah lewat komentar, email, atau medsos @falkhi. Saya akan membantu dengan senang hati. Selamat berlibur.   
Qudsi Falkhi

Teacher who loves books and traveling, contact me --> falkhi@gmail.com