Pendekatan konstruktivisme
menekankan pada pembelajaran yang berpusat pada keaktifan siswa. Dikatakan konstruktivisme
merupakan proses pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk melakukan proses
aktif membangun konsep baru, pengertian baru, dan pengetahuan baru berdasarkan
data. Oleh karena itu, proses pembelajaran harus dirancang dan dikelola
sedemikian rupa sehingga mampu mendorong siswa mengorganisasi pengalamannya
menjadi pengetahuan yang bermakna. Jadi, dalam konstruktivisme peran siswa sangat
penting untuk membangun constructive
habits of mind. Agar siswa memiliki kebiasaan berpikir, maka dibutuhkan
kebebasan dan sikap belajar. Teori belajar yang mencerminkan siswa memiliki
kebebasan artinya siswa dapat memanfaatkan teknik belajar apa pun asal tujuan
belajar dapat tercapai (Brennan, 2006).
Penerapan
konstruktivisme dalam proses belajar-mengajar menghasilkan metode pengajaran
yang menekankan aktivitas utama pada siswa (Fosnot, 1996; Lorsbach & Tobin,
1992). Memandang siswa sebagai orang yang menanggapi secara aktif objek-objek
dan peristiwa-peristiwa dalam lingkungannya, serta memperoleh pemahaman tentang
seluk-beluk objek-objek dan peristiwa-peristiwa itu. Sebagai subjek utama dalam
kegiatan penemuan pengetahuan, siswa menyusun dan membangun pengetahuan melalui
berbagai pengalaman yang memungkinkan terbentuknya pengetahuan.
Konstruktivisme
menekankan agar siswa harus menjalani sendiri berbagai pengalaman yang pada
akhirnya memberikan percikan pemikiran (insight)
tentang pengetahuan-pengetahuan tertentu. Hal terpenting dalam pembelajaran
adalah siswa perlu menguasai bagaimana caranya belajar (Novak & Gowin,
1984). Dengan itu, siswa bisa jadi pembelajar mandiri dan menemukan sendiri
pengetahuan-pengetahuan yang ia butuhkan dalam kehidupan. Seperti penjelasan Driver
dan Bell (dalam Susan, Marilyn dan Tony, 1995: 222) bahwa dalam konstruktivisme siswa memiliki posisi sebagai berikut. (1) tidak dipandang sebagai
sesuatu yang pasif melainkan memiliki tujuan, (2) belajar mempertimbangkan
seoptimal mungkin proses keterlibatan siswa, (3) pengetahuan bukan sesuatu yang
datang dari luar melainkan dikonstruksi secara personal, (4) pembelajaran
bukanlah transmisi pengetahuan, melainkan melibatkan pengaturan situasi kelas,
(5) kurikulum bukanlah sekedar dipelajari, melainkan seperangkat pembelajaran,
materi, dan sumber.
comment 0 komentar
more_vert~~falkhi~~