Terhitung lima bulan sejak bangku-bangku di
sekolah mulai tak berpenghuni. Pintu kelas tertutup rapat, halaman sepi dan kesunyian
melingkupi seluruh area sekolah. Hari ini tanggal 18 Agustus 2020, sehari
setelah hari kemerdekaan, pembelajaran tatap muka tingkat SMA/SMK di Jawa Timur
mulai diberlakukan secara terbatas.
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur memutuskan untuk memberlakukan pembelajaran tatap muka di sejumlah sekolah yang ditunjuk. Untuk satu kabupaten/kota Dinas Pendidikan hanya menunjuk satu SMA dan satu SMK untuk mengadakan pembelajaran tatap muka. Tentu saja dengan persyaratan, wilayah kabupaten/kota tersebut tidak berada dalam zona merah dan mendapat ijin dari satgas Covid-19 setempat. Untuk wilayah yang masih mendapat kategori zona merah, pembelajaran tatap muka tetap ditiadakan.
Sekolah yang ditunjuk tidak serta merta
mengadakan pembelajaran tatap muka seperti sebelumnya, melainkan harus mengikuti
petunjuk dan protokol kesehatan. Antara lain jumlah siswa yang mengikuti
pembelajaran tatap muka hanya setengah dari seluruh populasi. Artinya siswa yang
mengikuti pembelajaran tatap muka diatur bergiliran. Kemudian pembelajaran
tatap muka di sekolah maksimal dilaksanakan selama 4 jam pembelajaran atau 3
jam tanpa istirahat. Seluruh siswa juga diminta menjaga jarak, memakai masker,
mencuci tangan sebelum dan setelah masuk kelas, membawa bekal makan dan
peralatan sholat sendiri. Yang paling penting adalah ijin dari orang tua bahwa siswa
diijinkan untuk mengikuti pembelajaran tatap muka.
Info adanya pembelajaran tatap muka tentu
saja menjadi kegembiraan tersendiri bagi kami, guru dan siswa yang berada di
wilayah pegunungan. Sebab pembelajaran daring maupun luring memiliki banyak
hambatan.
Hambatan pembelajaran daring antara lain
tidak semua wilayah yang ditinggali siswa mendapat jaringan internet yang
stabil. Bahkan beberapa siswa mengeluh tentang tidak adanya sinyal hp di rumah
mereka. Sehingga mereka harus berangkat ke kecamatan untuk bisa mengakses
internet. Hambatan kedua terkait dengan pemenuhan kuota. Perekonomian masyarakat
di wilayah sekolah ditopang oleh sektor pariwisata gunung Bromo. Penutupan wisata
berdampak terhadap perekonomian penduduk yang pada akhirnya berimbas pada keterlaksanaan
pembelajaran daring yang membutuhkan dana untuk membeli kuota internet. Hambatan
ketiga, arus listrik yang sering padam. Akibatnya jaringan wifi dan sinyal hp
juga mati. Maka pembelajaran daring pun menjadi terhambat.
Untuk pelaksanaan pembelajaran luring juga
memiliki hambatan antara lain tempat tinggal siswa yang tersebar di empat
kecamatan dengan akses transportasi yang minim. Kami harus menggunakan alat
transportasi pribadi plus harus handal mengendarainya. Sebab akses jalan meliuk-liuk
dengan tanjakan tajam.
Oleh sebab itu, informasi tentang pemberlakuan pembelajaran tatap muka menjadi oase kegembiraan bagi kami. Walaupun wilayah kami hari ini tidak jadi melaksanakan pembelajaran tatap muka karena kondisi dan pertimbangan dari satgas setempat, namun kami berharap pembelajaran tatap muka akan segera dilaksanakan.
Kami mengucapkan selamat belajar bagi guru
dan siswa yang hari ini mulai melakukan pembelajaran tatap muka, semoga
semangat untuk memajukan Pendidikan Indonesia semakin berkobar dengan adanya pandemi
ini.
Semoga pandemi ini segera berakhir ya. Agar anak-anak dapat belajar di sekolah lagi secara normal.
ReplyDeleteAamiiin, iya, berharap segera berakhir agar bisa belajar seperti sedia kala..
Deletesemangat bu ngajarnya. :)
ReplyDeleteSiap, terima kasih :) Semangat berkarya
DeleteAda kekhawatiran jika interaksi tatap muka di sekolah diaktifkan kembali dan juga ada pilkada 2020 memunculkan kluster baru. Idealnya menunggu vaksin korona ditemukan. Mau ga mau, pembelajaran daring masih yang utama dan realistis. Tetap semangat berkarya, mengajar, dan mendidik walau lebih sering lewat internet, semoga menjadi berkah
ReplyDeletebetul, di daerah saya belum mendapat ijin pembelajaran tatap muka karena beberapa waktu lalu muncul kluster dari pabrik rokok. Terima kasih, semoga semangat belajar siswa masih tetap berkobar dalam situasi yang seperti ini.
DeleteBenar, kadang sinyal yang tidak stabil itu bikin belajar online kurang maksimal. Lagi nyimak penjelasan gurunya malah buffering, eh ternyata sinyal cuma satu. Kadang juga mati listrik, kalo mati listrik udah sinyal langsung hilang.
ReplyDeleteBetul. Daerah sekolah saya sering padam sehingga ketika pelajaran selalu ada komentar listrik padam dan tiba-tiba tidak ada siswa yang online, hanya tersisa gurunya hehehe.
DeleteDuh mba, smg semuanya dapat konsisten menerapkan protokol kesehatan secara disiplin.
ReplyDeleteSebenarnya kami juga ortu bakal senang banget kalo anak2 sudah bisa bersekolah dengan normal. Jadi guru itu ternyata beraaaat. Biar mb Falkhi aja
Aamiin, iya semoga dengan penerapan protokol yang disiplin, pandemi akan segera berlalu. Wew.. hehehe, lebih berat menimbang awan hitam yang sedang menggelayut.
DeleteSemangat mbaaaak, semoga aman2 aja ya. di daerahku belum mulai untuk tatap muka, masih menerapkan sistem pembelajaran luring dan daring :)
ReplyDeleteaamiin.... iya mbak, harus tetap semangat, hehehe
Deleteiya tuh
ReplyDeleteanak saya di sekolah hanya beberapa jam saja setelah itu minta dijemput
masa pandemi harus sabar semuanya
semoga vaksin korona cpt datang
sekolahnya pakai perangko patas, cuma sebentar terus pulang. Alhamdulillah, vaksin sudah datang, semoga mbak Corona mau pulang ke tempat asalnya, hehehe
DeleteMemang nih pandemi ini meresahakan yah bu guru,,,
ReplyDeleteTp salut jg sama siswanya bu' yg kekurangan jringan tp tetap mau belajar sampe2 hrus kekecamatan,,,
Tp brrti d kecamatan penuh siswa2 jg dong,, hihi
Iya, pandemi membuat aturan hidup jadi berubah, hehehe...
DeleteHahaha, iya malah membuat kerumunan di kecamatan karena butuh jaringan buat belajar.