Pernah naik kapal Ferry, bagaimana rasanya? Pasti asyik
dong. Hehehe. Saya sendiri beberapa kali naik Ferry tetapi ukuran kecil. Sebab
saya hanya berpengalaman menyeberang laut via Ujung-Kamal atau
Ketapang-Gilimanuk. Penyeberangan itu biasanya memakan waktu sekitar 1 jam
perjalanan. Sangat dekat bila dibandingkan dengan penyeberangan jarak jauh yang
menghabiskan waktu berhari-hari di atas permukaan laut.
Bagasi besar
![]() |
Ferry jalur Ketapang-Gilimanuk |
Lalu, apa asyiknya naik Ferry?
Berdasarkan pengalaman saya dan beberapa teman, ada beberapa
keasyikan yang didapatkan jika kita naik Ferry. Penasaran? Berikut lima
asyiknya naik Ferry versi falkhi.
Berjalan di atas air
Saya pertama kali naik kapal Ferry saat duduk di sekolah
dasar dan berkunjung ke rumah saudara di Madura. Kami sekeluarga berangkat
menuju Madura menggunakan bus. Ketika bus tiba di atas Ferry, papa mengajak
saya keluar dan naik ke lantai (geladak) khusus penumpang. Saya mengira, papa akan mengajak duduk di
kursi yang tersedia. Ternyata salah. Papa mengajak saya berdiri di pinggir geladak dan
berpegangan pada besi pembatas.
Apakah menakutkan? Tidak. Bagi saya yang baru merasakan naik
Ferry, menikmati ombak dan merasakan hembusan angin di atas kapal adalah pengalaman yang mengesankan. Waktu itu
saya merasa hebat karena merasa bisa berjalan di atas air. Apalagi jika ada penumpang kapal lain yang berpapasan melambaikan tangan ke arah kita. Wooo, saya
merasa hidup di dunia lain alias bukan dunia daratan. Hahaha.
Ternyata pemikiran bisa berjalan di atas air tidak hanya
dimiliki saya. Teman saya, Chori yang berasal dari Madura juga berpikir bahwa
salah satu keasyikan naik Ferry adalah perasaan senang karena merasa seperti berjalan
di atas air. Ingin punya pengalaman yang sama dengan kami? Langsung saja datang
ke pelabuhan terdekat dan berlayar dengan kapal Ferry. Hati-hati bagi yang
mabuk laut ya.
![]() |
Sumber gambar : ig @mhdchori |
Romantis
Setelah dewasa, saya jarang berkunjung ke Madura. Sebagai gantinya,
saya sering menggunakan Ferry untuk jalur Ketapang-Gilimanuk. Kunjungan wisata
ke Bali adalah agenda tahunan yang selalu saya ikuti. Alasannya tentu saja karena
harus mendampingi siswa yang selalu memilih Bali sebagai tujuan tur setelah
kelulusan. Hehehe.
Kami biasanya berangkat sore dari sekolah dan sampai di
pelabuhan Ketapang menjelang tengah malam. Setelah bus masuk antrian menuju
kapal, kami akan berjalan kaki dan masuk ruang penumpang lewat jembatan
penyeberangan. Ferry Ketapang-Gilimanuk menyediakan 2 lantai yang dikhususkan untuk penumpang. Lantai pertama berisi ruangan VIP atau ber-AC, sedangkan lantai kedua hanya menyediakan
kursi-kursi tanpa ada ruangan.
![]() |
Tangga kiri menuju lantai dasar, tangga kanan menuju lantai dua yang juga berisi anjungan kapal. |
![]() |
Kami memilih beristiraht di ruang AC yang berada di lantai utama. |
Lantai dua Ferry yang juga berisi anjungan kapal selalu menjadi favorit anak muda alias siswa-siswa
saya. Sebab melalui lantai tertinggi ini kita bisa memandang lautan luas,
bintang dan kelip-kelip lampu di kapal lain maupun pelabuhan. Suasananya romantis,
apalagi jika berlayarnya untuk bulan madu. Dijamin akan menjadi pengalaman tak
terlupakan. Hehehe.
![]() |
Tersedia kursi di lantai dua. |
![]() |
Enggan duduk, boleh berdiri sambil memandang panorama laut saat malam hari. |
Suasana romantis di atas kapal juga dialami oleh teman saya,
Fina. Perempuan yang suka jalan-jalan ini pernah ke Bali bersama
teman-temannya. Ia menyeberang saat malam hari dan merasakan suasana yang
romantis di atas kapal.
![]() |
Sumber gambar : ig @finanurulaini |
Murah
Sekarang ada banyak akses yang bisa digunakan untuk
berkunjung ke suatu kota tertentu. Misalnya, jalur darat, laut atau udara. Hal utama
yang menjadi pertimbangan dalam memilih transportasi adalah biaya. Apalagi jika
kita tidak berangkat sendiri melainkan rombongan, pasti memilih biaya yang
lebih hemat kan?
Tiket Ferry jauh lebih murah dibandingkan
transportasi lain. Seperti yang diceritakan mbak Nuzul, seorang teman yang
tinggal di kota Kendari. Ia hanya membayar tiket 95.000 rupiah untuk perjalanan
dari kota Bau-bau ke Kendari. Sedangkan tiket anak-anak sebesar 70.000 rupiah. Padahal
perjalanan yang ditempuh selama 11 jam dan tiket tersebut sudah termasuk kupon
untuk makan siang. Murah!
![]() |
Sumber gambar : ig @nuzulquryati |
Penasaran dengan harga tiket yang murah, saya coba cek situs milik ASDP Indonesia Ferry. Tiket yang saya incar adalah Ferry untuk jalur Surabaya-Lombok yang baru saja dibuka. Hasilnya? tarif tiket hanya 87.000 rupiah untuk dewasa dan 62.000 untuk anak-anak. Murahnya tiket Ferry membuat saya ingin segera berlibur ke Lombok. Ada yang tertarik menemani
saya naik Ferry? Hehehe.
Bagi mayoritas peserta mudik, membawa oleh-oleh bagi saudara
dan tetangga di kampung tidak boleh dilupakan. Jumlah oleh-oleh
biasanya menyesuaikan dengan jumlah saudara dan tetangga. Kalau banyak? Tentu oleh-olehnya
juga harus banyak.
Untuk beberapa transportasi, akan ada kompensasi dari
banyaknya barang yang kita bawa. Hal ini terkadang membuat harga barang jauh
lebih murah dibandingkan biaya membawa barang. Jika demikian, biaya mudik bisa
bocor lho.
Jika naik Ferry, ketakutan akan besarnya biaya barang yang
kita bawa dapat diminimalkan karena batas bagasi penumpang sangat besar, yaitu 50
kg. Seperti yang dituturkan mbak Noe. Wanita yang tinggal di Atambua, NTT ini
selalu mudik ke pulau Alor setiap hari raya Idulfitri. Menurut mbak Noe,
asyiknya naik kapal Ferry adalah dia tidak perlu takut barangnya melebihi
bagasi yang ditentukan. Dengan jatah bagasi yang besar, kita tidak perlu ragu
lagi untuk berbagi oleh-oleh selama Idulfitri.
![]() |
Sumber gambar : ig @noe_wd |
Perlu diingat! ada beberapa barang yang dilarang masuk dalam kapal. Barang tersebut adalah petasan, bahan peledak, senjata api, barang berbahaya, narkoba, dan barang lain yang memang dilarang dalam undang-undang. Jadi, tetap perhatikan barang yang akan dibawa jika berencana naik Ferry.
Tersedia panggung hiburan
Saya pernah naik kapal Ferry ke Bali dengan fasilitas yang
spesial. Saya katakan spesial karena kapal Ferry tersebut menyediakan ruang AC
lengkap dengan panggung musiknya. Selama kapal berlayar, penumpang disuguhi
dengan lagu-lagu meriah yang dinyanyikan oleh para penyanyi yang cantik.
Adanya hiburan musik membuat saya tidak mengantuk selama
perjalanan. Bahkan ruangan AC penuh karena mayoritas penumpang memilih
menikmati hiburan dibandingkan ombak lautan. Asyik kan naik Ferry? Perlu diingat,
hanya Ferry tertentu yang menyediakan panggung hiburan. Selain itu, Ferry akan
menyediakan TV sebagai hiburan bagi para penumpang.
Setiap orang pasti memiliki pengalaman berbeda walaupun berada
dalam satu peristiwa. Sama seperti pengalaman naik Ferry. Masing-masing
individu akan merasakan kesan yang berbeda. Lima hal di atas adalah asyiknya
naik Ferry menurut saya dan beberapa teman. Lalu, apa #AsyiknyaNaikFerry menurutmu?
Klo saya dengan naik ferry, bisa menikmati suasana laut. Sarana healing rindu masa kecil :)
ReplyDeleteWah... masa kecilnya pasti sering lompat ke laut ya bang, hehehe. Semoga selalu bisa healing dengan feri, jadi bisa mengenang masa kecil terus menerus, :)
Delete