MASIGNASUKAv102
6861843026328741944

FENOMENA: KEMAMPUAN MENULIS TERASA HILANG

FENOMENA: KEMAMPUAN MENULIS TERASA HILANG
Add Comments
2025-11-10

Beberapa waktu terakhir saya merasa kehilangan kemampuan menulis. Sebab, setiap menulis dua hingga tiga kalimat, otak saya sudah terasa kosong. Tidak ada lagi kalimat yang bisa saya tuliskan. Berkali-kali hal tersebut berlangsung. Hingga akhirnya saya menyerah. Tapi jika menyerah, kapan lagi saya bisa menulis? Hiks. Saya pun memutuskan bertanya pada bang AI, bagaimana cara memunculkan kemampuan menulis yang terasa hilang?



Bang AI yang katanya tahu segalanya itu menjawab bahwa fenomena kemampuan menulis yang terasa hilang tersebut wajar terjadi ketika kita lama meninggalkan rutinitas menulis. Duh, hati saya sangat bahagia karena dibilang wajar, hahaha. Pintar sekali bang AI mengambil hati nih, hihihi.

Mengapa fenomena tersebut terjadi? bang AI menjelaskan bahwa aktivitas menulis melibatkan banyak area otak seperti memori jangka panjang, korteks prefrontal dan sistem limbik. Area ini saling terhubung. Saat kegiatan menulis menjadi rutinitas, maka hubungan antar area di otak semakin kuat. Otomatisasinya berjalan lancar. Begitu ada ide, maka runtutan kata akan mengalir lancar di lembaran yang kita tuliskan.

Sebaliknya, ketika rutinitas menulis dihentikan, maka hubungan itu akan semakin melemah dan bisa berakhir mati suri. Oleh sebab itu, untuk memulai kembali aktivitas menulis setelah berlibur panjang kita membutuhkan jeda yang bernama pemanasan. Pemanasan ini digunakan untuk mulai menghubungkan jalinan asmara yang sempat terjadi di antara otak.

Beberapa cara yang bisa dilakukan saat pemanasan adalah dengan menulis bebas, menulis kenangan, menulis tanpa edit, menulis kepada diri sendiri hingga kembali membaca tulisan lama. Tentu saja, semua itu butuh proses. Tidak instan. Lalu saya teringat dengan blog yang hampir satu tahun tak kunjung mendapat tulisan baru. Apa iya, saya harus menunggu lama untuk kembali bisa menulis. Pfiuh!

Saya kemudian memilih membaca kembali tulisan di blog. Katanya selain untuk memancing kemampuan, cara ini juga bisa mengingatkan tentang gaya kita menulis. Siapa tahu otak saya langsung on dan siap menulis, hehehe.

Saya pun menekuri beberapa artikel lama yang ada di blog. Setelah membaca sekitar 3 artikel, saya bergumam, “Wah ternyata begini model tulisan yang biasa saya tulis. Coba ah.”

Saya kembali ke tulisan yang terbengkalai berminggu-minggu sebelumnya. Lalu mencoba menerapkan sedikit gaya menulis yang saya temui di tulisan lama. Dan teet teet… Hasilnya, wah ternyata bisa sampai satu halaman. Horee… aku berhasil. Hehehe.

Ternyata benar, salah satu cara untuk memancing kemampuan menulis adalah membaca kembali tulisan yang pernah dibuat. Agar kata-kata yang sempat tersendat bisa segera diekspresikan sesuai dengan gaya tulisan kita.

Jadi, jangan menyerah jika kita bertemu dengan fenomena kemampuan menulis yang terasa hilang. Teruslah berusaha dengan berbagai cara untuk mengembalikan kemampuan menulis. Seperti yang bang AI bilang, kemampuan menulis itu tidak hilang, hanya kita sempat lupa cara menulisnya. Hehehe.

Selamat menulis.

Qudsi Falkhi

Teacher who loves books and traveling, contact me --> falkhi@gmail.com