Beberapa waktu terakhir saya merasa kehilangan kemampuan
menulis. Sebab, setiap menulis dua hingga tiga kalimat, otak saya sudah terasa
kosong. Tidak ada lagi kalimat yang bisa saya tuliskan. Berkali-kali hal tersebut
berlangsung. Hingga akhirnya saya menyerah. Tapi jika menyerah, kapan lagi saya
bisa menulis? Hiks. Saya pun memutuskan bertanya pada bang AI, bagaimana cara
memunculkan kemampuan menulis yang terasa hilang?
Bang AI yang katanya tahu segalanya itu menjawab bahwa fenomena kemampuan menulis yang terasa hilang tersebut wajar terjadi ketika kita lama meninggalkan rutinitas menulis. Duh, hati saya sangat bahagia karena dibilang wajar, hahaha. Pintar sekali bang AI mengambil hati nih, hihihi.
Mengapa fenomena tersebut terjadi? bang AI menjelaskan bahwa
aktivitas menulis melibatkan banyak area otak seperti memori jangka panjang,
korteks prefrontal dan sistem limbik. Area ini saling terhubung. Saat kegiatan menulis
menjadi rutinitas, maka hubungan antar area di otak semakin kuat. Otomatisasinya
berjalan lancar. Begitu ada ide, maka runtutan kata akan mengalir lancar di
lembaran yang kita tuliskan.
Sebaliknya, ketika rutinitas menulis dihentikan, maka hubungan
itu akan semakin melemah dan bisa berakhir mati suri. Oleh sebab itu, untuk
memulai kembali aktivitas menulis setelah berlibur panjang kita membutuhkan jeda
yang bernama pemanasan. Pemanasan ini digunakan untuk mulai menghubungkan
jalinan asmara yang sempat terjadi di antara otak.
Beberapa cara yang bisa dilakukan saat pemanasan adalah dengan
menulis bebas, menulis kenangan, menulis tanpa edit, menulis kepada diri
sendiri hingga kembali membaca tulisan lama. Tentu saja, semua itu butuh
proses. Tidak instan. Lalu saya teringat dengan blog yang hampir satu tahun tak
kunjung mendapat tulisan baru. Apa iya, saya harus menunggu lama untuk kembali bisa
menulis. Pfiuh!
Saya kemudian memilih membaca kembali tulisan di blog. Katanya
selain untuk memancing kemampuan, cara ini juga bisa mengingatkan tentang gaya
kita menulis. Siapa tahu otak saya langsung on dan siap menulis, hehehe.
Saya pun menekuri beberapa artikel lama yang ada di blog. Setelah
membaca sekitar 3 artikel, saya bergumam, “Wah ternyata begini model tulisan
yang biasa saya tulis. Coba ah.”
Saya kembali ke tulisan yang terbengkalai berminggu-minggu sebelumnya.
Lalu mencoba menerapkan sedikit gaya menulis yang saya temui di tulisan lama. Dan
teet teet… Hasilnya, wah ternyata bisa sampai satu halaman. Horee… aku
berhasil. Hehehe.
Ternyata benar, salah satu cara untuk memancing kemampuan
menulis adalah membaca kembali tulisan yang pernah dibuat. Agar kata-kata yang sempat
tersendat bisa segera diekspresikan sesuai dengan gaya tulisan kita.
Jadi, jangan menyerah jika kita bertemu dengan fenomena kemampuan
menulis yang terasa hilang. Teruslah berusaha dengan berbagai cara untuk
mengembalikan kemampuan menulis. Seperti yang bang AI bilang, kemampuan menulis
itu tidak hilang, hanya kita sempat lupa cara menulisnya. Hehehe.
Selamat menulis.
Posted by .png)

comment 0 komentar
more_vert~~falkhi~~