MASIGNASUKAv102
6861843026328741944

PAK NO DAN BUK NO

PAK NO DAN BUK NO
Add Comments
2013-08-31
 
http://puchsukahujan.files.wordpress.com
Aku tak mengetahui nama lengkap mereka. Nama yang aku kenal hanya nama panggilan. Seperti yang tertera pada selembar kain di depan warung, “Warung pak No.” Maka jadilah aku memanggil pasangan suami istri itu dengan pak No dan buk No. Nama yang cukup mudah dan sederhana. Semudah dan sesederhana dengan kehidupan yang mereka jalani.

Aku pernah membaca pepatah “carilah pekerjaan yang sesuai passionmu, maka engkau tak akan bekerja lagi seumur hidupmu.” Kalimat pepatah itu aku lihat pada keseharian pekerjaan pak No dan buk No. Warung yang mereka kelola sederhana, namun cukup banyak pelanggan. Setiap hari pak No dan buk No membuka dua sesi warung. Pertama, pagi dari jam enam sampai jam dua siang. Makanan yang disajikan adalah sayur dan lauk bervariatif. Tidak berbeda jauh dengan warung tegal. Kedua, sore dari jam empat hingga jam delapan malam. Lalapan ayam, lele, tahu dan tempe merupakan menu yang disajikan sore hingga malam.


Tidak setiap hari warung pak No buka. Terkadang pada hari minggu warung tersebut tutup. “Istirahat,” begitu kata pak No dan buk No. Terkadang juga mereka pulang kampung beberapa hari dalam setiap bulannya. Dan warung pak No lagi-lagi tutup. Hingga banyak pelanggan yang bertanya-tanya, kapan warung pak No buka. Termasuk aku sendiri. Tak jarang pula pak No dan buk No menolak pesanan makanan dari pelanggan jika mereka sedang berlibur ke kampung halaman. 

Melihat kondisi ini, aku sering berkelakar jika bercerita tentang pak No dan buk No. “Tidak berniat berjualan dan membuka warung,” begitu komentarku. Tetapi semakin lama melihat kehidupan mereka, aku semakin menyadari. Betapa mereka sangat menikmati hidup. Menikmati pekerjaan mereka. Tidak peduli berapa keuntungan yang mereka dapatkan. Tidak peduli berapa keuntungan yang hilang. Mereka hanya mencintai pekerjaan mereka. Mereka tidak lagi mencari keuntungan tetapi kepuasan. Kepuasan pelanggan dan kepuasan mereka dalam menjalani hidup. 

Ketika kepuasan yang menjadi ukuran dalam pekerjaan, maka hari libur menjadi hal yang penting. Bukan untuk berjalan-jalan atau berbelanja. Tetapi untuk mengistirahatkan tubuh dan pikiran. Sebelum nantinya kembali bekerja dengan badan yang segar, senyum yang menawan, dan tentu saja semangat yang baru. Hidup itu mudah dan sederhana untuk dinikmati. Mungkin begitulah prinsip hidup pak No dan buk No.



Semarang, 310813, 20:58 PM
Qudsi Falkhi

Teacher who loves books and traveling, contact me --> falkhi@gmail.com