Roket dan peluru
: makanan kami
Mayat dan darah
: halaman rumah kami
Jerit dan tangis
: keseharian kami
Lapar dan dahaga
: kebiasaan kami
Perang
:
harapan kami untuk tetap berbakti pada tanah kelahiran, melindungi tulang- tulang
leluhur yang berserak
:
pada anak-anak kami agar tak gentar mengangkat senjata, melindungi jejak
kedaulatan yang ada
Namun
Ada saatnya kami tertawa
Tergelak-mengakak melebarkan bibir-bibir kerontang
: perang tak jua usai
dan desingan peluru berganti misil
Lain waktu kami bercanda
Satu dua lelucon
Atau anekdot bertutur jenaka
: debum bum bum bum, Tar tar
tar
dentum desing
masih juga meninabobokkan
Ah!
Sejarah belum pula menutup pada lembaran tamat
: untuk peperangan yang kami mulai sejak embrio masih
tertanam pada rahim
calon-calon ibu
Entah sampai kapan,
Tapi kami tak gentar
Hidup ini sudah menjadi penghormatan
: damai menyerah bukan
sebab akibat
BT, 280811, 09:15 AM
comment 0 komentar
more_vert~~falkhi~~